Herbal Medicine
Herbal secara umum berarti tanaman yang bisa dimakan atau digunakan untuk pewarna, minyak wangi atau pengobatan (medicine). Sehingga apabila dikaitkan dengan medicine, akan memperjelas definisinya sebagai tanaman yang bisa digunakan untuk pengobatan atau sebagai obat herbal.
Penelitian tentang potensi obat herbal telah banyak dilakukan untuk mengembangkan potensi herbal bagi kesehatan. Pengembangan obat herbal meliputi jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Indonesia sebagai negara yang kaya sumber hayati telah ikut berperan aktif dalam penelitian dan pengembangan obat herbal. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan litbang departemen kesehatan Indonesia; B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional) di Tawangmangu – Jawa Tengah yang fokus meneliti dan mengembangkan potensi tanaman obat untuk pengobatan (medicine). Sejak mulai dikenal dan diterima oleh masyarakat luas, mulai banyak universitas-universitas yang ikut berperan aktif dalam penelitian dan pengembangan obat herbal.
Herbal Medicine UNEJ
Universitas Jember (UNEJ) juga tidak kalah semangat untuk ikut berpartisipasi dalam mengembangkan penelitian-penelitian di bidang tersebut, dibuktikan juga dengan dibangunnya Wahana Edukasi Tanaman Obat.
Sejujurnya, saya pun baru mengetahui keberadaan wahana tersebut saat mengikuti workshop Saintifikasi Jamu di Fakultas Kedokteran UNEJ beberapa waktu lalu. Workshop tersebut diselenggarakan juga sekaligus memperkenalkan adanya wahana tersebut ke sivitas akademika UNEJ, sekaligus inisiasi dibukanya klinik saintifikasi jamu seperti yang ada di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) di Tawangmangu, sehingga perwakilan dari lembaga tersebut diundang sebagai salah satu pembicara untuk berbagi pengalaman dan diskusi mengenai tanaman obat. Mungkin Anda juga seperti saya, tertarik untuk mengetahui ada apa saja di wahana tersebut, jadi mari sedikit saya ulas. Wahana ini terletak di Jubung, terdiri atas kebun tanaman obat dan gedung rimpang sebagai display pemanfaatan tanaman obat, green house sebagai etalase tanaman obat dan tanaman hias (anggrek), juga dilengkapi dengan kolam sepeda air dan playground, yang diharapkan dapat menjadi wahana wisata dan edukasi. Makin tertarik? Datang saja langsung ke TKP…mudah-mudahan saya juga bisa segera berkunjung ke sana bersama anak-anak untuk bermain sekaligus belajar ^_^. Untuk peta menuju ke wahana tersebut, bisa klik denah ini.
Potensi Curcumin Sebagai Anti Kanker
Pengobatan herbal untuk penyakit kanker telah banyak dilakukan. Nah, kali ini saya akan membahas mengenai potensi curcumin dalam herbal medicine sebagai anti kanker. Namun, bagaimanakah perkembangannya saat ini? Apakah sudah menjadi obat herbal yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat? Yuks, simak tulisan berikut ini…
Curcumin merupakan salah satu zat aktif yang terdapat di dalam kunyit (Curcuma longa), jahe (Zingiber officinale) dan bangle (Zinggiber cassumunar Roxb.). Curcumin secara in vitro dan in vivo telah terbukti memiliki potensi terapeutik sebagai antioksidan kuat, antivirus dan antibakteri. Curcumin juga memiliki potensi besar untuk digunakan melawan kanker melalui beberapa jalur, khususnya pada kanker kolon. Sebagai antioksidan, Curcumin bekerja secara langsung dalam menurunkan kadar Reactive Oxyigen Species (ROS) yang berlebihan pada stres oksidatif. Selain itu, mengaktivasi jalur Keap1-Nrf2, menginduksi translokasi Nrf2 dari sitoplasma ke nukleus, sehingga mengaktifkan pembentukan protein-protein yang berfungsi sebagai antioksidan.
Filed under: Herbal Medicine, Herbal Medicine Jember, Herbal Medicine UNEJ, Herbal Medicine Universitas Jember, Herbal Medicine WETO | Tagged: Agroteknopark UNEJ, Herbal Medicine, Herbal Medicine Jember, Herbal Medicine UNEJ, Herbal Medicine Universitas Jember, Herbal Medicine WETO, Tanaman Obat UNEJ, UNEJ, Universitas Jember | 8 Comments »