Undangan Makan Malam


Tadi malam, saya dan suami menghadiri undangan makan malam di rumah kawan suami saya, masih satu apartemen dengan suami tetapi beda lantai. Kawan suami sudah dua tahun menikah, belum dikarunia momongan, jadi niy makan malam dua keluarga, hanya kami berempat. Dua keluarga beda bangsa dan beda budaya, karena mereka adalah warga negara Irak. Suaminya sedang sekolah S3 di Malaysia, sedangkan istrinya sebagai ibu rumah tangga yang dengan sabar menjalankan perannya sebagai istri. Istrinya dulu sekolah di fakultas kedokteran di Irak, tapi tidak atau lebih tepatnya belum melanjutkan koas (jenjang profesi).

Naik lift, turun dari lantai empat ke lantai dua, belok kanan dan sampailah di depan pintu rumah mereka. Suami mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Terdengar suara pintu dibuka dan setelah mennjawab salam kami, kami dipersilahkan masuk. Subhanallah…it’s a nice room, menyenangkan sekali rumahnya. Bersih dan tertata rapi, terasa sekali sentuhan wanita. Lalu suami saya dan kawannya mengobrol di ruang tamu ujung, sedangkan saya dan istri kawan tadi mengobrol di ruang sebelahnya. Kalau suami dengan kawannya bisa mengobrol pake tiga bahasa, gantian, antara bahasa Indonesia, Arab dan Inggris dengan lancarnya, maklum kawan suami ini pernah sekolah S2 di Indonesia, sedangkan saya dan istri kawan tadi hanya menggunakan satu bahasa yang bisa sama-sama dimengerti yaitu bahasa Inggris saja, itupun saya agak berantakan ngomongnya, hehe…(yahh, Mas curang niy, hehe…). Tapi Alhamdulillah bisa sekalian berlatih ngobrol dalam bahasa Inggris, meskipun agak ga pe-de juga awalnya, soalnya istri kawan tadi bahasa Inggrisnya bagus (maklum saat kuliah di Irak bahasa pengantarnya pake bahasa Inggris).

Tidak berapa lama, istri kawan tadi mengeluarkan dua buah hidangan yang tampak lezat dan menggoda selera, masakan ala Arab. Kemudian dilanjutkan dengan minuman peach tea. Sambil mencicipi rasa teh yang sepertinya belum pernah saya coba sebelumnya, kami melanjutkan ngobrol. Obrolan yang sangat menarik dan jadi nyambung, karena background kita sama-sama dari kedokteran, membantu kami memahami banyak hal yang sama dan umur kami juga sepantaran. Selain itu kami juga share tentang kebudayaan Arab, Irak khususnya, kehidupan di Malaysia dan juga kehidupan di Indonesia. Senangnya bisa punya kawan baru…

Sesi pertama berakhir, kemudian tibalah sesi kedua. Istri kawan tadi mengeluarkan dua potong cake yang lumayan besar plus teh hangat. Sudah menjadi kebiasaan orang Arab pada umumnya minum teh setelah makan, niy kata istri kawan tadi. Hidangan penutup dan minum teh adalah sebuah keharusan di Arab, “it’s a must” katanya. Karena kekenyangan, maka saya hanya makan separuh dari kue tadi. Istri kawan tadi berseloroh, “Takut gemuk ya? Kalau orang Arab, lebih menyukai wanita gemuk daripada kurus.” Lho…saya kan pinginnya tetep langsing aja, hehe… (dalam hati). Eits…perlu digaris bawahi, pake bahasa Inggris juga berselorohnya :P.

Dari obrolan bersama istri kawan tadi, banyak hal yang dapat saya ambil manfaatnya, saya bisa melatih bahasa Inggris saya yang dah jarang dipake, menambah kawan, menambah wawasan saya tentang dunia Arab dan Malaysia, dari segi budaya juga kedokterannya. Kami juga ngobrol tentang pelajaran kuliah yang tidak kami sukai. Saya tidak suka Anatomi, dia malah suka Embriologi yang termasuk dalam Anatomi. Dia tidak suka Farmakologi, saya malah jadi dosen Farmakologi, hehe…It’s very pleasure talked with her, maybe sometimes I’ll go to her house again, just to share everythings, secara dia kesepian ndak da kawan kalo pas suaminya lagi kuliah sekaligus kerja. So, it will be a win win solution for us, insya Allah.

6 Responses

  1. Suruh sekolah FK lg aja Des, syg bukan klo mmg ada potensi.
    Insya Allah makin berguna utk dirinya, keluarganya dan umat.

    • Niy Arum Linangkung kan…
      Iya Rum, katanya siy akan dilanjutkan setelah kembali ke Irak. Berarti nunggu suaminya selesai kuliah S3 nya dulu.
      Wah koq bisa tahu blog ku Rum? Maturnuwun ya dah mampir…

  2. hehehe….arum ingat masa-masa nemenin mas nya di jerman waktu masih kuliah yah??? chan inget tuh, si andri kayaknya marah banget kalo arum sampe ga nyelesain dokter nya…alhamdulillah sekarang dah beres ya rum.
    ah si mba desie mah suka aneh…kan alamat website ini ada di fesbuk mu…gimana gak pada tau…ceritanya ketularan suami nih…jadi suka nulis?? chan kagum euy…pengen nulis juga tapi malu-malu kucing nih

    • Awalnya belum nampak Chan, kaya’ kacang sembunyi gtu, trus stlh diutak-atik akhirnya bs dtayangkan jg di FB ^_^
      Yup…kyx ketularan niy, Alhamdulillah hobi nulis suami sedikit demi sedikit bs ditularkan, trmasuk jg semangatnya.
      Ayo Chan semangat jg, tar Dsi link ya… :), awalnya mang malu jg, sm spt nulis di FB, tp lama-kelamaan dh ga malu lagi, kn harapannya apa yg ditulis bs bermanfaat buat kita & jg siapapun yg baca, ciee…eh slh…Aamiin.
      Syukron dh mampir & kasih comment.

  3. Chand sampai sini juga 🙂 Pdhl lg pgn mojok sama Desie.
    Baru tau klo Andri blg bgtu.

    Des, ayo nulis lg, udah ditunggu2 nih, sambungin ke Note di FB aja biar otomatis klo nulis dsni msk jg ke Note di FB.

    • Maksudnya Chand mungkin biar yg ketiganya bukan syetan, lho koq…kan kita ndak lg berkhalwat ya Rum ^_^.
      Wadduh… kalo disambungin ke FB masih belum berani alias masih malu Rum. Skrg baru bisa naruh alamatnya di FB. Mungkin kalau dah ndak malu lagi, bakal minta tolong Arum kali ya… buat nge share lewat note di FB.;).
      Saran yg bagus tu Rum. Tapi kapan ya keberanian itu akan muncul??? Hehe….

Leave a reply to Arum Cancel reply